Benteng Alla Utara adalah suatu Desa di kecamatan Baroko, kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, Indonesia. Enrekang adalah area purba yang dikenal sebagai tanah Latosol Podsolik, tanah merah hingga coklat dan kuning, bersifat asam, cocok untuk tanaman kopi dan palawija. Keberadaan Enrekang mulai di kenal sebagai penghasil kopi sejak tahun 1750.
Benteng Alla menjadi pusat pertahanan dan benteng masyarakat Baroko saat pertempuran dengan pihak penjajah Belanda pada tahun 1905. Benteng ini secara alami berbentuk segitiga dengan empat pintu utama untuk bisa masuk yang luasnya kurang lebih 80 Ha. Kawasan Benteng Alla ini merupakan sentra produksi kopi arabica jenis typika saat itu, sangat khas aroma dan cita rasanya. Pada masa masa perlawanan terhadap penjajah kopi tidak hanya sebagai minuman penyegar tapi dibuat makanan olahan “Baje’ Kopi”. Perlawanan masyarakat Benteng Alla ini dikenal dengan “Perang Kopi”, yaitu perang memperebutkan kopi dan rempah rempah.
Wilayah Benteng Alla berbatasan langsung dengan wilayah Toraja dengan batas wilayah di sebelah utara adalah Kecamatan Gandang Batu Sillanan Toraja, sebelah timur adalah Kecamatan Curio Enrekang, sebelah selatan adalah Kecamatan Masalle Enrekang dan sebelah barat adalah Kecamatan Bonggakaradeng Toraja.
Letak geografis yang menyatu, memungkinkan interaksi masyarakat yang berbeda wilayah kabupaten dapat berlangsung melalui aktifitas dagang yang di dukung oleh akses pasar tradisional di wilayah Toraja yang relatif mudah di jangkau dan salah satu komoditi yang di perdagangkan selain palawija adalah jenis “kopi asalan ” melalui pedagang pengumpul dan juga ke Pasar Kalosi Enrekang.
Pada tahun 2011 para petani yang tergabung dalam Koperasi Tani mulai secara penuh melakukan sentralisasi produksi serta secara rutin melaksanakan penyuluhan budidaya tanaman kopi kepada petani. Sentralisasi produksi dimaksudkan untuk menghasilkan kopi Grade Specialty dengan kualitas terkontrol. Petani berfokus pada pemetikan dan penjualan gelondong merah, tahapan proses pengolahan atau pasca panen dilakukan sepenuhnya pihak koperasi petani.
Ir.Patola selaku tokoh masyarakat setempat dan ketua koperasi tani dengan sejumlah pengalaman sebagai petani kopi, berperan dalam peningkatan mutu dan kualitas Kopi Benteng Alla menjadi kopi kategori specialty yang didukung oleh pihak yang melakukan uji kualitas dan pendampingan dari peneliti kopi specialty dalam dan luar negeri serta masukan dari para roaster sebagai rantai yang saling membutuhkan adanya nilai lebih dari produk kopi yang berujung pada peningkatan harga di tingkat petani.
Mountain Top Coffee (MTC), perusahaan penyangrai dan pengimpor kopi
di Australia, pada 2010, berniat melakukan inisiatif pembelian kopi
spesial di kawasan Benteng Alla Utara, Enrekang, Sulawesi Selatan.
Dibantu oleh peneliti muda soal rantai nilai global (global value chain)
dari Universitas Sydney, Jeff Neilson, mereka melakukan pendampingan
langsung ke tingkat hulu dalam proyek tersebut.
Program kerja MTC tersebut mengarahkan petani kopi di Benteng Alla Utara yang tergabung dalam Koperasi Tani Benteng Alla Utara (KTBAU) untuk memetik buah kopi yang merah saja dan mempersiapkan prasyarat sentralisasi produksi. Dengan begitu, petani kopi hanya melakukan proses kerja sampai gelondong merah.
Langkah selanjutnya, yaitu mulai dari proses perambangan kesatu sampai pengiriman untuk cup test berada di pundak KTBAU. Sementara itu, untuk pengiriman ke Australia, pihak KTBAU bekerja sama dengan KUD Sane. Proses semacam itu yang dikenal sebagai sentralisasi produksi. Dengan sistem seperti itu, kopi yang berasal dari berbagai desa di Benteng Alla Utara dapat menghasilkan mutu kualitas sedemikian secara seragam. Dan, petani kopi dapat mengerjakan hal lain seperti mengurus tanaman hortikultura dan ternak selepas menyerahkan gelondong merah.
Perlu diketahui, sebelum 2010, perkembangan dan produksi kopi spesial di Benteng Alla Utara, Enrekang, Sulawesi Selatan, sangatlah rendah, dan dari segi mutu kualitas sangat beragam. Melalui sentralisasi produksi yang didampingi oleh MTC untuk kebutuhan Campos Coffee, kafe sekaligus roaster di Australia, pada 2010, kini Koperasi Tani Benteng Alla mampu menghasilkan kopi dengan kualitas spesial, meski secara kuantitas sangat terbatas. Pada 2010, koperasi menghasilkan kopi spesial kurang dari 1 ton. Sementara itu, pada 2011, koperasi menghasilkan 2.5 ton kopi spesial dari total panen sebesar 10 ton di tingkat petani. Pada 2012 ini, berdasarkan hasil pengamatan kami langsung, kuantitas kopi spesial di sana akan mengalami peningkatan.
Program kerja MTC tersebut mengarahkan petani kopi di Benteng Alla Utara yang tergabung dalam Koperasi Tani Benteng Alla Utara (KTBAU) untuk memetik buah kopi yang merah saja dan mempersiapkan prasyarat sentralisasi produksi. Dengan begitu, petani kopi hanya melakukan proses kerja sampai gelondong merah.
Langkah selanjutnya, yaitu mulai dari proses perambangan kesatu sampai pengiriman untuk cup test berada di pundak KTBAU. Sementara itu, untuk pengiriman ke Australia, pihak KTBAU bekerja sama dengan KUD Sane. Proses semacam itu yang dikenal sebagai sentralisasi produksi. Dengan sistem seperti itu, kopi yang berasal dari berbagai desa di Benteng Alla Utara dapat menghasilkan mutu kualitas sedemikian secara seragam. Dan, petani kopi dapat mengerjakan hal lain seperti mengurus tanaman hortikultura dan ternak selepas menyerahkan gelondong merah.
Perlu diketahui, sebelum 2010, perkembangan dan produksi kopi spesial di Benteng Alla Utara, Enrekang, Sulawesi Selatan, sangatlah rendah, dan dari segi mutu kualitas sangat beragam. Melalui sentralisasi produksi yang didampingi oleh MTC untuk kebutuhan Campos Coffee, kafe sekaligus roaster di Australia, pada 2010, kini Koperasi Tani Benteng Alla mampu menghasilkan kopi dengan kualitas spesial, meski secara kuantitas sangat terbatas. Pada 2010, koperasi menghasilkan kopi spesial kurang dari 1 ton. Sementara itu, pada 2011, koperasi menghasilkan 2.5 ton kopi spesial dari total panen sebesar 10 ton di tingkat petani. Pada 2012 ini, berdasarkan hasil pengamatan kami langsung, kuantitas kopi spesial di sana akan mengalami peningkatan.
Sumber:
No comments:
Post a Comment