Tanaman kopi sudah mulai berbuah pada umur 2,5-3 tahun untuk robusta dan 3-4 tahun untuk arabika. Namun buah kopi pertama biasanya hanya sedikit. Produktivitasnya mulai naik maksimal setelah berumur 5 tahun ke atas. BACK HOME...
Jenis arabika dan robusta berbuah secara musiman. Robusta memerlukan waktu 8-11 bulan dari mulai kuncup hingga matang. Sedangkan arabika memerlukan waktu 6-8 bulan. Jenis kopi lain seperti liberika bisa berbuah sepanjang tahun.
Tingkat kematangan buah kopi tidak terjadi secara serentak. Sehingga proses pemanenan memerlukan waktu yang lama. Musim panen kopi di Indonesia biasanya dimulai pada bulan Mei/Juni dan berakhir sekitar Agustus/September. Periode panen raya berlangsung 4-5 bulan dengan frekuensi pemetikan buah kopi bisa setiap 10-14 hari sekali.
Berdasarkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman dalam satu siklus produksi (dapat berlangsung hingga tahun ke-21), studi ini membuat asumsi produktivitas tanaman seperti terlihat pada Tabel 1. Rata-rata produktivitas dalam 21 tahun adalah 441 kg/ha.
Tabel 1. Perkiraan Produktivitas Biji Kopi Kering 14% kadar air (kg/ha)Jenis arabika dan robusta berbuah secara musiman. Robusta memerlukan waktu 8-11 bulan dari mulai kuncup hingga matang. Sedangkan arabika memerlukan waktu 6-8 bulan. Jenis kopi lain seperti liberika bisa berbuah sepanjang tahun.
Tingkat kematangan buah kopi tidak terjadi secara serentak. Sehingga proses pemanenan memerlukan waktu yang lama. Musim panen kopi di Indonesia biasanya dimulai pada bulan Mei/Juni dan berakhir sekitar Agustus/September. Periode panen raya berlangsung 4-5 bulan dengan frekuensi pemetikan buah kopi bisa setiap 10-14 hari sekali.
Berdasarkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman dalam satu siklus produksi (dapat berlangsung hingga tahun ke-21), studi ini membuat asumsi produktivitas tanaman seperti terlihat pada Tabel 1. Rata-rata produktivitas dalam 21 tahun adalah 441 kg/ha.
Tahun ke
|
Asumsi (kg/ha)
|
3
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 |
350
400 450 550 600 650 650 600 550 500 500 450 450 400 400 400 350 350 300 300 |
Tanaman kopi ditanam untuk menghasilkan buah kopi yang fungsi utamanya digunakan sebagai bahan minuman penyegar. Dengan demikian penanganan pascapanen yang baik akan menentukan kualitas biji kopi yang dihasilkan.
Pengolahan biji kopi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara basah (wet process) dan cara kering (dry process). Pengolahan cara basah (mutu WIB) memerlukan proses yang cukup memakan waktu dan tenaga, antara lain dengan melakukan proses fermentasi biji, sehingga hanya dilakukan di perkebunan besar.
Pengolahan biji kopi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara basah (wet process) dan cara kering (dry process). Pengolahan cara basah (mutu WIB) memerlukan proses yang cukup memakan waktu dan tenaga, antara lain dengan melakukan proses fermentasi biji, sehingga hanya dilakukan di perkebunan besar.
Sedangkan cara kering (mutu OIB) untuk perkebunan dan (GB) untuk rakyat, umumnya dilakukan oleh petani karena prosesnya yang lebih sederhana dari pada proses basah.
Kedua cara tersebut akan menentukan kualitas kulit tanduk dan kulit arinya, baik yang diproses dengan cara kering dan cara basah dapat dilihat pada Tabel 2 dan 3.
Tabel 2.
Syarat Mutu Ekspor Kopi GB atau OIB
Jenis Mutu
|
Triaga, % w/w, max
|
KadarAir, % w/w,max
|
Lolos Ayakan 8 Mesh, %w/w, max
|
Kotoran, % w/w, max
|
Bau Apek dan bulukan
|
Permukaan Biji
|
EK - I (GB 3/5% )
|
5
|
14,5
|
2
|
0,5
|
Bebas
|
-
|
EK - II (GB 5/7%)
|
7
|
14,5
|
2
|
0,5
|
Bebas
|
-
|
EK – III (GB 10/12%)
|
12
|
14,5
|
2
|
1
|
Bebas
|
-
|
ROB 20 -25 (GB 20/25%)
|
23
|
14,5
|
2
|
2
|
Bebas
|
-
|
AP – I
|
5
|
14,5
|
2
|
0
|
Bebas
|
Halus dan Mengkilap
|
AP – II
|
7
|
14,5
|
2
|
0
|
Bebas
|
Halus dan Mengkilap
|
AP – III
|
12
|
14,5
|
2
|
1
|
Bebas
|
Halus dan
|
AP – 15
|
15
|
14,5
|
2
|
1
|
Bebas
|
Mengkilap
|
Sumatera Arabica DP
|
2
|
14,5
|
2
|
0
|
Bebas
|
-
|
Arabica Kalosi DP
|
2
|
14,5
|
2
|
0
|
Bebas
|
-
|
Arabica Ratepao
|
2
|
14,5
|
2
|
0
|
Bebas
|
-
|
Arabica Bali DP
|
3
|
14,5
|
2
|
0
|
Bebas
|
-
|
Arabica Bali Sp
|
3
|
14,5
|
2
|
0
|
Bebas
|
-
|
Tabel 3. Syarat Mutu Ekspor Kopi Biji WIB untuk jenis Robusta
Jenis
Mutu |
Triaga%
W/w max |
Dimakan bubuk
1 lubang,
% w/w, max |
Kadar
Air,
% w/w, max |
Ukuran
Biji < 5,5 mm,
% w/w,
max |
Kotoran,
% w/w, max |
Bau
busuk |
Bintik
Bintik (spot) |
||
Biji
Hitam |
Biji ter
bakar |
Biji
Pecah |
|||||||
WIB I
|
0,25
|
0,25
|
0,25
|
5
|
14
|
2,5
|
0,5
|
Bebas
|
Bebas
|
WIB II
|
1
|
5
|
-
|
-
|
14
|
-
|
0,5
|
Bebas
|
-
|
Buah kopi siap panen
Ciri-ciri buah kopi yang telah matang bisa dilihat dari warna kulitnya. Buah kopi yang paling baik untuk dipanen adalah yang telah matang penuh, berwarna merah. Namun karena berbagai alasan, para petani sering memanen buah yang masih berwarna kuning bahkan hijau.
Setiap tingkat kematangan menghasilkan karakteristik kopi yang berlainan. Berikut ini karakteristik buah kopi dilihat dari tingkat kematangannya:
- Warna hijau dan hijau kekuningan. Warna ini menandakan kondisi buah kopi masih muda. Apabila dipetik bijinya berwarna pucat keputihan dan keriput. Aroma dan postur (body) yang dihasilkan masih sangat lemah. Buah seperti ini tidak disarankan untuk tidak dipetik.
- Warna kuning kemerahan, menunjukkan sudah mulai matang. Aroma dan posturnya mulai terasa mantap. Bijinya berwarna keabu-abuan. Buah seperti ini sudah boleh untuk dipetik.
- Warna merah penuh, menunjukkan buah telah matang sempurna. Aroma dan citarasanya telah terbentuk dengan mantap. Keadaan buah seperti ini merupakan kondisi paling baik untuk dipetik.
- Warna merah tua, menandakan buah sudah kelewat matang. Bijinya berwarna coklat dan kehitaman. Aroma dan posturnya mulai menurun, terkadang mengeluarkan citarasa seperti bau tanah (earthy). Buah seperti ini harus sudah dipetik.
Pemetikan buah kopi
Pada tanaman kopi arabika, buah kopi yang telah matang cenderung mudah rontok. Apabila dibiarkan jatuh ke tanah, buah tersebut akan menyerap bau-bauan di atas tanah yang bisa menurunkan mutu kopi. Sehingga dianjurkan untuk segera memetik buah kopi arabika begitu terlihat berwarna merah penuh.
Buah kopi tidak dipanen serentak, proses pemetikan dilakukan secara bertahap. Berikut ini beberapa cara pemetikan buah kopi:
- Pemetikan selektif. Pemetikan dilakukan hanya pada buah yang telah berwarna merah penuh atau telah matang sempurna. Sisanya dibiarkan untuk pemetikan selanjutnya.
- Pemetikan setengah selektif. Pemetikan dilakukan pada semua buah dalam satu dompol. Syaratnya dalam dompolan tersebut terdapat buah yang telah berwarna merah penuh.
- Pemetikan serentak atau petik racutan. Pemetikan dilakukan terhadap semua buah kopi dari semua dompolan, termasuk yang berwarna hijau dipetik habis. Biasanya pemetikan seperti ini dilakukan diakhir musim panen.
- Lelesan. Pemanenan dengan cara memungut buah kopi yang gugur berjatuhan di tanah karena sudah kelewat matang.
Sortasi buah kopi
Pada tahap ini, buah kopi disortir berdasarkan kualitasnya. Pisahkan buah kopi dari kotoran, buah yang cacat dan buah berpenyakit. Kemudian pilah buah yang merah dan mulus (buah superior) dari buah yang masih kuning atau hijau (buah inferior). Pemisahan ini nantinya akan menentukan grade kualitas mutu kopi. Buah kopi yang telah disortasi harus segera diolah jangan disimpan terlalu lama. Penundaan pengolahan bisa memicu reaksi kimia yang akan menurunkan mutu kopi.
Sumber:
web.ipb.ac.id
alamtani.com
No comments:
Post a Comment