Breaking News
recent

Kopi Dampit; Kabupaten Malang


Kopi Dampit
Jenis Produksi: Kopi Arabika dan Kopi Robusta


BACK HOME...
Jawa Timur adalah salah satu provinsi terbesar di Pulau Jawa (termasuk Pulau Madura). Iklimnya yang tropis, basah dan dikelilingi oleh beberapa gunung yang masih aktif membuat Jawa Timur sebagai daerah yang sangat subur dan ideal untuk pertumbuhan tanaman kopi.
Jawa Timur memiliki beberapa kawasan pegunungan beberapa diantaranya adalah dataran tinggi Tengger dan Dataran Tinggi Ijen. Kawasan pegunungan tersebut adalah sentra pembudidayaan kopi di Jawa Timur, yang sebagian besar dikelola oleh PTPN XII (PT Perkebunan Nusantara 12 ).
Di Kabupaten Malang, kopi sebenarnya ditanam pada empat kawasan, yaitu kawasan Gunung Semeru (Ampelgading, Sumbermanjing Wetan, Tirtoyudo, dan Dampit), Gunung Bromo (Poncokusumo, Jabung, dan Tumpang), Gunung Kawi (Wonosari, Ngajum, dan Kromengan), dan Gunung Arjuno (Pujon, Ngantang, Kasembon, Karangploso, dan Lawang).
Namun dari empat wilayah itu, kopi asal kaki Gunung Semeru mendapat tempat tersendiri di hati konsumen Asia hingga Eropa, yaitu kopi produksi wilayah Ampelgading, Sumbermanjing Wetan, Tirtoyudo, dan Dampit (disingkat Amstirdam). Di kawasan itu kopi dikembangkan di kebun seluas mencapai 17.849 hektar (jenis robusta) dan 1.028 hektar (jenis arabika). Adapun jumlah petani kopinya lebih dari 22.000 orang.
Kecamatan Dampit secara geografis terletak di sebelah Tenggara 36 Km dari kota Malang. Sebelah utara dibatasi oleh Kecamatan Wajak, selatan dibatasi Kecamatan SumberManjing, Timur dibatasi oleh Kecamatan Tirtoyudo dan sebelah barat dibatasi oleh Kecamatan Turen, dengan luas wilayah 135,300 km2.
Secara umum kecamatan Dampit berpotensi menghasilkan kopi yang bermutu dan diakui di dunia. Kopi Robusta Dampit dipanen dari kaki gunung Semeru yang termasuk dalam kawasan dataran tinggi Tengger dengan ketinggian sekitar 900 meter dpl (diatas permukaan laut).
Lahan kopi dampit rata-rata sudah ada sebelum penjajahan Belanda. Pada saat pemerintah kolonial masuk, perkebunan kopi itu dimaksimalkan. Karena sudah berumur tua, tanaman kopi di kawasan ini pun tidak seluruhnya berproduksi baik. Ada kebun yang hanya menghasilkan 3,8 ton per hektar per tahun. Namun, rata-rata produksi kopi dampit sekitar 1 ton-1,5 ton per hektar per tahun.
Kopi dampit tersebut tidak hanya dijual di tingkat lokal. Justru, sepertiga produksi kopi dampit dijual ke PT Asal Jaya, eksportir kopi di Kabupaten Malang. Eksportir tersebut bisa menjual kopi hingga 55.000 ton per tahun, dengan pasar Asia hingga Eropa. Produksi kopi dampit saat ini sebesar 18.549 ton kopi ose (biji kopi) per tahun.
Kopi robusta Dampit diproses dengan metode kering atau umumnya disebut dengan dry process. Setelah disangrai aroma yang dapat tercium terutama dalam proses penggilingan adalah wangi karamel serta manis khas roti yang baru matang. Aroma milk chocolate dan karamel ditambah dengan wangi khas kopi yang harum sekali saat disajikan sebagai coffee drip. Saat diminum terasa full body (kekentalan yang penuh) ditambahkan dengan acidity yang rendah dengan sensasi akhir rasa karamel dan sedikit aroma earthy yang terasa dan tercium cukup lama. Jika ditambahkan susu kental manis, akan muncul aroma milk chocolate dan semakin menjadi gurih dan meninggalkan aftertaste karamel yang cukup lama.
Kenikmatan kopi Robusta Dampit sudah di akui oleh semua orang dan juga oleh Maestro Kopi Indonesia di acara Malang Coffee Festival 2012 juga oleh negara lain. Jika Kopi Robusta Dampit sudah di akui kenikmatan dan cita rasanya, Pastinya sudah memiliki nilai eksport, apabila di makan oleh luwak juga akan menambah kenikmatan cita rasa kopi luwak.

sumber:
Bhre Polo

Bhre Polo

No comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.